Halaman

There's no victory without mercy

No mercy No victory

Minggu, 11 Desember 2011

Liga Champions Dihantam Isu Pengaturan Skor
Dinamo Zagreb dan Olympique Lyon diduga 'main mata' pada laga terakhir babak penyisihan.


Lyon merayakan gol Bafetimbi Gomis lawan Dinamo Zagreb (REUTERS/Nikola Solic)
 Isu pengaturan skor kembali menghantam dunia sepakbola. Yang mengejutkan kali ini berita miring tersebut berasal dari ajang Liga Champions yang nota bene merupakan turnamen antarklub paling prestisius di Eropa.
Ada dugaan Dinamo Zagreb dan Olympique Lyon 'main mata' pada laga terakhir babak penyisihan Grup D. Di partai tersebut Los Gones, julukan Lyon, diketahui membutuhkan kemenangan besar untuk bisa memastikan diri melaju ke babak 16 besar, meskipun masih harus menunggu hasil partai Ajax Amsterdam kontra Real Madrid.
Lyon di laga tersebut akhirnya menang dengan skor telak 7-1, sedangkan Ajax yang menjadi ancaman utama dikalahkan Madrid 0-3 di Amsterdam Arena. Lyon pun kemudian dipastikan menjadi salah satu wakil Grup D di fase knock out, mereka unggul agresivitas gol dari The Amsterdamers, julukan Ajax.
Adalah otoritas permainan online Prancis, ARJEL, yang pertama menyatakan kecurigaan terhadap hasil yang diraih Lyon. Mereka juga tidak lupa mengimbau UEFA selaku otoritas tertinggi di sepakbola Eropa untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam atas dugaan-dugaan tersebut.
"Sangat penting bagi UEFA untuk menyelidiki apa yang terjadi di pasar taruhan. Apakah itu rumor, atau harus dilakukan penyelidikan segera," ujar Presiden ARJEL, Jean-François Vilotte.
Sejumlah hal yang disorot dan menjadi indikasi pengaturan skor adalah karena kemenangan tersebut diraih dengan cukup fenomenal. Lyon hanya membutuhkan 50 menit akhir pertandingan untuk mencetak 7 gol. Selain itu Befitimbi Gomis yang menjadi andalan di lini serang di pertandingan tersebut secara mengejutkan mampu membukukan hattrick dalam tempo tujuh menit sekaligus mencatatkan rekor hattrick tercepat sepanjang sejarah Liga Champions.
Tanda-tanda mencurigakan lain ialah ketika bek Zagreb, Domagoj Vida, mengedipkan mata ke arah Gomis setelah punggawa Les Bleus, julukan Timnas Prancis, itu mencetak gol. Vida bahkan terlihat tersenyum ke arah Gomis meski timnya saat itu kebobolan banyak gol.
Sayangnya, aduan dari ARJEL tidak direspon cepat oleh UEFA. Federasi yang dipimpin oleh Michel Platini itu menyatakan belum akan melakukan investigasi terhadap pertandingan antara Zagreb dengan Lyon.

UEFA kini masih menunggu laporan wasit asal Inggris, Mark Clattenburg, yang bisa menjadi figur kunci bagi UEFA untuk melakukan penyelidikan. Kompatriot Clattenburg, Mike Mullarkey dan Peter Kirkup, menjadi hakim garis. Sedangkan Lee Probert menjadi ofisial keempat, ditambah Kevin Friend dan Andre Marriner menjadi asisten di belakang gawang.
"Untuk sementara ini, sistem pertandingan tidak menunjukkan adanya pola taruhan seputar pertandingan," demikian pernyataan resmi UEFA. Platini selaku presiden UEFA juga yakin tidak ada yang mencurigakan di laga antara Zagreb dengan Lyon. "Tidak ada yang meragukan dengan integritas pertandingan tersebut atau kompetisi Liga Champions.
Saya yakin dengan kompetisi ini dan saya percaya integritas pemain di kompetisi ini," tegas Platini.
Sementara laporan dari wasit belum sampai ke meja UEFA, hubungan kedua klub yang terlibat kini mulai memanas. Ajax dan Lyon saling melempar pernyataan yang sama-sama menyudutkan.
Pelatih Ajax, Frank De Boer, menuntut UEFA segera melakukan penyelidikan jika ada kejanggalan yang terjadi di Zagreb. Pasalnya, dengan kemenangan besar tersebut, Lyon menyingkirkan Ajax dari Liga Champions.
"Jika ada sesuatu yang tidak biasa, maka UEFA harus segera melakukan investigasi mengenai apa yang terjadi di Zagreb," ujar De Boer.
Mendengar pernyataan De Boer, Direktur Olahraga Lyon, Bernard Lacombe geram. "Tuduhan itu sampah. Apakah mereka melakukan investigasi saat jeda babak pertama ketika kedudukan 1-1? Saya tidak peduli dengan pernyataan pelatih Ajax," tegas Lacombe. (sj)